Publikasi ini diadaptasi dari tulisan yang aslinya ditulis oleh Kathleen Stremel and dipublikasi dan didistribusi di negara bagian Missisipi oleh Missisipi Statement project for Individual who are Deaf and Blind
Tujuan Selebaran ini
- Mendorong para orang tua dan penyedia jasa layanan untuk lebih responsif terhadap bentuk-bentuk komunikasi anak-anak mereka saat ini
- Membahas alasan-alasan dan penggunaan komunikasi ekspresif
- Mendorong para orang tua dan penyedia jasa layanan untuk mengembangkan “peta” kebutuhan komunikasi ekspresif yang dimiliki anak saat ini dan masa yang akan datang
- Membahas bentuk-bentuk komunikasi yang dapat digunakan dalam komunikasi ekspresif.
- Membahas sifat progresif perkembangan komunikasi.
Menyajikan panduan untuk mendesain program komunikasi yang efektif.
Apakah komunikasi ekspresif ?
Komunikasi ekspresif meliputi kegiatan penyampaian pesan ke orang lain sehingga membuat orang lain tersebut (a) berbuat sesuatu atau (b) menghentikan sesuatu yang telah terjadi
Anak-anak dan remaja yang buta tuli, mampu mengekspresikan diri mereka sendiri dengan banyak cara. Orang tua, saudara kandung dan penyedia jasa layanan harus responsif terhadap bentuk-bentuk komunikasi mereka. Sebagai tambahan, mereka mesti mengetahui dan memberikan kesempatan untuk komunikasi ekspresif.
Alasan untuk berkomunikasi pada usia dini
Melakukan protes dan penolakan
“Jangan sentuh saya!”
“Saya tidak suka”
“Saya tidak ingin suapan lagi”
“Hentikan perlakuan itu!”
“Perhatikan”
“Mama”
“Hei ini saya, lihat saya!”
“Datanglah kesini”
Permintaan yang bersambung
“Saya ingin suapan lain”
“Tolong, lambungkan lagi”
“Saya perlu pekerjaan lagi”
“Saya ingin main bola lagi”
Membuat Pilihan
“Saya ingin susu coklat” (bukan makanan lagi)
“Saya ingin hamburger” (bukan minuman)
“Saya perlu istirahat dari pekerjaan saya”
Alasan berkomunikasi untuk anak yang usia yang lebih tinggi
Menyapa seseorang; Membuat komentar
“Hai”
“Selamat Tinggal”
“Terima Kasih”
Menawarkan
“Apakah kamu ingin sesuatu”
“Kesini ambillah punyaku”
Memberikan komentar
“Punyaku”
“Ini baik”
“Meja ini kotor”
Menjawab kalimat sebelumnya
“Baik”
“Nanti”
Mendapatkan informasi lebih banyak
“Apa yang kami akan lakukan”
“Kemana kita akan pergi”
“Dimana
Bagaimana saya mengerjakan ini.
Kita semua mengekspresikan diri dengan ratusan cara ,
Contoh – contoh diatas merupakan penggunaan wicara:
Anak buta tuli dimungkinkan pada menggunakan ekspresi muka, gesture, isyarat, papan komunikasi, dsb.
Tonggak Komunikasi
Letakkan Anak Anda di Peta
Kita akan menggunakan nama “Lee” untuk mewakili bayi, anak atau remaja yang buta-tuli. Pikirkan Lee sebagai anak anda, atau sebagai murid di kelas anda. Pertama, seperti semua ayah dan ibu, orang tua Lee merasakan tangisan dan gerakan Lee yang memiliki arti walaupun Lee tidak secara sengaja mengkomunikasikan kebutuhannya pada orang lain. Orang-orang mulai merespon gerakan dan isyarat muka seolah-olah mereka berkomunikasi. Kemudian Lee mulai mengerti bahwa gerakan tertentu membuat sesuatu terjadi; Lee mulai memiliki kontrol terhadap dunia. Kemudian, ibu Lee, ayah dan guru sama-sama mengerti bagaimana Lee dapat berkomunikasi dengan orang lain dan dengan cara-cara baru.
Peta Komunikasi
Peta komunikasi ekspresif seperti tesaji dibawah ini dapat dijadikan panduan untuk:
1.Menentukan cara-cara dimana anak anda mampu berkomunikasi dengan anda saat ini
2. Menentukan cara atau cara-cara dimana anak anda dapat diajarkan berkomunika
pada tahun berikutnya (Tujuan PPI)
3.Menentukan cara-cara dimana anak anda mungkin mampu berkomunikasi di masa yang
akan datang (Perencanan jangka panjang/mimpi-mimpi)
Jika anda melihat pada peta di Gambar 1 (terlampir), anda akan mengetahui bahwa pertama-tama, tehnik komunikasi merupakan hal yang mudah dan kongkrit. Jika anda bergeser di peta tersebut maka cara-cara berkomunikasi menjadi lebih kompleks. Lee mampu untuk menggunakan sejumlah cara yang berbeda untuk berkomunikassi terhadap pesan yang sama. Ketika Lee melakukan hal tersebut, Lee menunjukkan prilaku komunikasi yang memiliki tujuan
- Dalam berapa banyak cara yang berbeda, seorang murid saat ini berkomunikasi ?
- Apakah cara yang baru dapat diajarkan pada tahun ini ?
- Apakah cara lain mungkin diajarkan dalam 5 tahun kedepan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar